Ada ahli waris menyerahkan fidyah satu Sho' kepada seorang fakir, kemudian si fakir tersebut menyerahkan kembali kepada kepada ahli waris tadi dengan cara dishodaqohkan, lalu ahli waris menyerahkan kembali kepada si fakir, begitu pula seterusnya sampai fidyah itu cukup. Padahal yang menyerhkan fidyah itu orang kaya.
Pertanyaan: Apakah praktek yang demikian itu sudah cukup dan sah menurut perspektif fiqih?.
Jabab: Sudah sah dan mencukupi sebagai membayar fidyah. hanya saja hal yang semacam itu menurut hemat kami kurang baik, sebab kurang ada manfaatnya bagi mayit, dan menunjukkan sedikit bantuaanya kepada seorang fakir.
al-Ma'khod:
إعانة الطالبين (1/ 24)
ونص عبارة الدر مع الأصل ولو مات وعليه صلوات فائتة وأوصى بالكفارة يعطى لكل صلاة نصف صاع من بر كالفطرة - إلى أن قال - ولم يترك مالا يستقرض وارثه نصف صاع مثلا ويدفعه للفقير ثم يدفعه الفقير للوارث ثم وثم حتى يتم ولو قضاها وارثه بأمره لم يجز لأنها عبادة بدنية
Menurut keterangan yang ada dalam redaksi kitab Ad-Durr serta kitab asal sebagaimana berikut: Jika seseorang meninggal dunia dan ia memiliki kewajiban mengqodlo' shalat dan ia berwasiat untuk membayar kaffarot, maka untuk setiap sholat harus mengeluarkan setengah sho' dari gandum sebagaimana dalam zakat....sampai perkataan... Bila ia (orang yang mati) tidak meninggalkan harta, maka ahli warisnya harus meminjam (hutang) setengah Sho' makanan, kemudian dibayarkannya kepada orang fakir (sebagai fidyah), lalu orang fakir tersebut menyerahkkan kembali makanan itu kepada ahli waris tadi, kemudian....kemudian, hingga sempurna. bila ahli warisnya menggodlo'i sholatnya atas perintah orang yang meninggal tadi maka hukumnya tidak boleh, kareana sholat adalah ibadah badaniyyah.
Semoga artikel ini ada manfaatnya. amiiin.
0 komentar:
Posting Komentar